AS ROMA (Foto: Google Image) |
Associazione Sportiva Roma
atau AS Roma atau yang dikenal dengan julukan I Giallorossi (Kuning-Merah), La
Maggica (Ajaib), dan I Lupi (Serigala), adalah sebuah klub sepak bola Italia
yang bermarkas di Roma Italia.
AS Roma terakhir kali
memenangkan liga Serie A pada musim 2000/01 di bawah pelatih Fabio Capello. Pencetak
gol terbanyak sepanjang sejarah bagi klub, Francesco Totti, merupakan sosok
generasi saat ini sehingga kita bisa secara langsung menyaksikan performa
spektakulernya. Totti tentu akan tetap dikenang jauh setelah dia pensiun dan
meninggalkan AS Roma.
Di panggung Eropa, Roma
memenangkan Piala Inter-Cities Fairs pada 1960-61, berhasil lolos ke final Piala
Eropa (sekarang bernama Liga Champions) pada 1983-84, namun kalah di final melawan
Liverpool setelah adu penalti, dan runner-up di Piala UEFA untuk 1990-1991
(kalah agregat melawan Internazionale). Dimusim ini AS Roma berhasil lolos ke
babak Semi final Liga Champions, namun kalah melawan Liverpool dengan agregat
6-7.
Sejarah
Awal berdirinya AS Roma
Italo Foschi - Presiden Pertama AS Roma (Foto: asroma.com) |
Pada musim panas 1927, demi
menjembatani kegemaran para pencinta olahraga, tiga klub olahraga yang berbasis
di Roma yaitu, Fortitudo-Pro Roma, Roma Football Club dan Alba-Audace melakukan
merger dan membentuk Associazione Sportiva Roma. Sebagaimana dilaporkan surat
kabar harian utama saat itu Il Messaggero dan La Gazzetta dello Sport edisi
Roma, kesepakatan tersebut tercapai pada 7 Juni 1927.
Italo Foschi berhasil menjadi
presiden pertama AS Roma setelah menggelar sejumlah pertemuan dalam beberapa
bulan sebelumnya bersama tiga klub tersebut dengan tekad membawa para
olahragawan Roma menciptakan tim hebat yang mampu menaklukkan tim-tim utara
yang lebih dominan.
Proyek Foschi ini terbukti
berhasil. Pada musim 1927/28, Roma memenangkan gelar pertamanya: The Coni Cup,
dengan mengalahkan Modena di final. Bintang kesebelasan mereka adalah Attilio
Ferraris, anggota timnas Italia yang lahir di pusat kota Roma, di Borgo Pio.
Ferraris kelak menjadi juara Piala Dunia bersama Azzuri.
Setelah musim pertamanya,
tim ini diperkuat legenda sepakbola Roma, Fulvio Bernardini, yang kemudian
menjadi cahaya terang-benderang yang menuntun tim selama 11 musim.
AS Roma - Scudetto Pertama 1941-42 (Foto: Wikipedia) |
Lima belas tahun setelah
klub berdiri, Roma mencatat kemenangan dan meraih Scudetto pertama mereka dengan mengejutkan
di musim 1941-42. Dilatih Alfred Schaffer, Roma menjadi tim yang sangat
tangguh, dengan pertahanan nan solid yang dipimpin oleh kiper Guido Masetti dan
gaya serangan balik cepat lagi berbahaya. Akan tetapi di tahun itu, kunci
pembeda Roma adalah 18 gol yang diciptakan striker Amedeo Amadei. Lahir di
Frascati, dia memulai kariernya di tim muda Roma sebelum tumbuh dewasa di
Atalanta. Ketika dia kembali ke Roma, Schaffer menempatkannya di posisi
penyerang tengah dan Amadei membayar lunas kepercayaan sang pelatih dengan
rentetan golnya. Ada pun gelar juara Roma menjadikannya tim pertama dari luar
utara yang memenangkan Scudetto.
Pada tahun-tahun setelah
perang, Roma tidak mampu merebut kembali title Scudetto. Roma melalui waktu
yang sangat pelik. Lebih daripada klub mana pun, Roma merasakan imbas dari
perang dan ditinggalkan para pemain dengan tanpa sepeser pun dana.
AS Roma menyelesaikan musim
di papan bawah Serie A selama lima musim berturut-turut. Sehingga pada akhirnya
harus jatuh ke jurang degradasi Serie B pada akhir musim 1950-51, satu-satunya
momen degradasi dalam sejarah mereka sekitar satu dekade setelah kemenangan
Scudetto mereka. Dilatih Gipo Viani, Giallorossi segera bangkit menuju kembali ke
Serie A, akan tetapi selama sepuluh tahun, satu-satunya yang terbilang sukses
bagi mereka adalah menempati runner-up di musim 1954/55.
Di awal 1960, suporter Roma
berusaha membangkitkan kembali antusiasme mereka melalui kompetisi Eropa. Pada
edisi 1960/61, Roma merasakan keberhasilan pertamanya di pentas internasional
ketika klub mencapai final Fairs Cup, mengalahkan Union St. Gilloise, Colon,
lalu Hibernian dalam perjalanannya. Di final, Roma yang dipimpin Luis
Carniglia, bertemu tim Inggris, Birmingham City. Di leg pertama, bertandang ke
Inggris, Roma memimpin dua gol lebih dulu berkat aksi gemilang Pedro
Manfredini, akan tetapi Birmingham mampu menyeimbangkan keadaan. Saat keduanya
berjumpa kembali di Olimpico, tuan rumah bisa bermain nyaman dan Roma berhasil
menang 2-0, melalui gol bunuh diri
pemain Birmingham disusul sebiji gol yang dicetak Paulo Pestrin. Tanpa diragukan
lagi, bintang turnamen ini adalah sang striker hebat, Manfredini, yang mengemas
12 gol.
Di periode 1960-an, Roma
membuat fansnya bangga dengan menjuarai dua Coppa Italia pada tahun 1964 dan
1969 setelah berinvestasi pada diri pemain-pemain berbakat macam Francisco
Lojacono, Juan Aberto Schiaffino, Antonio Angelillo, Giacomo Losi, dan
'Picchio' De Sisti. Gelar juara Coppa Italia 1969 ini diperoleh ketika tim
berada dalam kepemimpinan presiden Alvaro Marchini dan pelatih teknis 'Mago'
Helenio Herrera. Ada pun peran pemimpin diusung oleh 'Ciccio' Cordova dan Fabio
Capello, yang dalam beberapa tahun berikutnya menjadi pelatih Roma. Akan
tetapi, pada musim itu klub diselimuti awan hitam lantaran adanya momen tragis,
yakni meninggalnya Giuliano Taccola, yang wafat mendadak akibat serangan
penyakit di ruang ganti tim pada 16 Maret 1969.
Titik terendah mereka datang
selama musim 1964-65 ketika manajer Juan Carlos Lorenzo mengumumkan bahwa klub
tidak bisa membayar pemain dan kemungkinan tidak akan mampu membayar untuk
perjalanan ke Vicenza untuk memenuhi pertandingan berikutnya. Para pendukung
fanatik klub terus berjuang demi klub kesayangannya, AS Roma, dengan cara
pengumpulan dana di Teater Sistina dan kebangkrutan itu dihindari dengan
terpilihnya presiden baru klub Franco Evangelisti.
Periode
Kemenangan di Berbagai Kompetisi
AS Roma - Scudetto kedua 1982-83 (Foto: Wikipedia) |
Roma mampu menambah satu
piala lagi untuk koleksi mereka pada tahun 1972, dengan kemenangan 3-1 atas
Blackpool di Piala Anglo-Italia. Tempat terbaik AS Roma mampu mencapai selama
dekade ketiga di 1974-75. Pemain terbaik selama periode ini termasuk gelandang
Giancarlo De Sisti dan Francesco Rocca.
Era baru kesuksesan dalam
sejarah sepak bola AS Roma ditambah dengan kemenangan Coppa Italia, mereka
mengalahkan Torino dalam drama adu penalti untuk memenangkan Piala pada musim
1979-80. AS Roma telah berhasil mencapai posisi atas dalam klasemen di Serie A
yang mereka belum tersentuh sejak 1940-an. Mantan pemain AC Milan Nils Liedholm
adalah pelatih pada saat itu, dengan pemain seperti Bruno Conti, Agostino Di
Bartolomei, Roberto Pruzzo dan Falcao.
Scudetto kedua diraih AS
Roma pada musim 1982-83. AS Roma memenangkan gelar untuk pertama kalinya dalam
41 tahun. Pada musim berikutnya Roma finis sebagai runner-up Serie A dan
mengumpulkan gelar Coppa Italia, mereka juga berhasil sebagai runner-up di
Piala Eropa akhir 1984. Final Piala Eropa dengan Liverpool berakhir imbang 1-1
dengan gol dari Pruzzo, tetapi Roma akhirnya kalah dalam babak adu penalti.
Kesuksesan Roma kembali terjadi pada tahun 1980 dimana berhasil mencapai posisi
runner-up Serie A di musim 1985-86 dan kembali menjuarai Coppa Italia
mengalahkan Sampdoria 3-2.
Periode
Millenium dan Kebangkitan
AS Roma Juara Coppa Italia 2007-08 (Foto: Wikipedia) |
Roma kembali bergairah dalam
tahun 2000-an, dekade ini dimulai dengan perombakan besar dengan memenangkan
Scudetto ketiga mereka pada musim 2000-01, saat itu scudetto dimenangkan pada
hari terakhir musim dengan mengalahkan Parma 3-1 dan mengungguli Juventus
dengan selisih dua poin. Kapten Roma, Francesco Totti merupakan pemain yang
berjasa besar untuk mengantarkan kemenangan dan ia akan menjadi salah satu pahlawan
utama dalam sejarah AS Roma. Pemain penting lain yang turut mengantarkan AS
Roma meraih Scudetto ketiga termasuk Aldair, Cafu, Gabriel Batistuta dan
Vincenzo Montella.
Klub berusaha untuk
mempertahankan gelar di musim berikutnya tetapi berakhir sebagai runner-up di
bawah Juventus dengan selisih hanya satu poin. Roma kembali dikapitalisasi
beberapa waktu di musim 2003-04. Pada November 2003 sebesar € 37,5 juta
disuntikkan oleh "Roma 2000" untuk menutup kerugian setengah tahun
dari tahun sebelumnya. Dan sekali lagi pada 30 Juni sebesar € 44.570.000
dikucurkan untuk menyehatkan kondisi keuangan Klub. Melalui pasar saham, lebih
jauh € 19,850 juta saham baru yang diterbitkan, dan pada akhir tahun, modal
saham adalah € 19.878.000, dan tidak berubah pada 2011. Musim berikutnya
kepergian Walter Samuel seharga € 25 juta dan Emerson senilai €, 28 juta yang
berdampak pada penurunan kekuatan skuat, sehingga Giallorossi menyelesaikan
musim 2011 di tempat kedelapan, salah satu yang terburuk musim dalam beberapa
musim terakhir.
Sebuah skandal Serie A
terungkap selama 2006 dan Roma adalah salah satu tim yang tidak terlibat,
setelah hukuman ditetapkan kepada Klub-klub yang terlibat skandal, Roma
mendapat berkah atas dihukumnya Klub yang terlibat Skandal dan kembali
diklasifikasikan sebagai runner-up pada 2005-06 ; musim yang sama di mana
mereka menyelesaikan Ajang di Coppa Italia sebagai Runner-up karena kalah dari
Internazionale. Dalam dua musim berikutnya, Roma menduduki posisi runner-up
Serie A, yang berarti bahwa pada tahun 2000-an berhasil mencapai posisi dua
teratas lebih dari satu dekade dalam sejarah mereka. Sementara itu di Liga
Champions, mereka mencapai perempat final untuk menghadapi Manchester United.
Pada partai pertama di kandang mereka mampu mengalahkan Manchester United
dengan skor 2-1 walau harus tunduk dengan skor 7-1 di Manchester.
Setelah awal yang
mengecewakan pada musim 2009-10, Claudio Ranieri menggantikan Luciano Spalletti
sebagai pelatih. Pada saat itu, Roma terpuruk di papan bawah Serie A setelah
kalah dari Juventus dan Genoa. Meskipun kemunduran ini, Roma kemudian memulai
musim dengan rekor tak terkalahkan yang luar biasa dari 24 pertandingan di
Serie A - yang terakhir menang dari 2-1 atas rival se-kotanya Lazio.
Rivalitas
AS Roma vs Lazio Derby Della Capitale (Foto: Google Image) |
Dalam sepak bola Italia AS
Roma adalah klub dengan banyak persaingan, pertama dan terpenting adalah
persaingan mereka dengan rival se-kota mereka SS. Lazio. Derby antara keduanya
disebut Derby della Capitale , itu adalah pertandingan satu tim se-kota (derby)
yang paling panas dan emosional dalam sejarah persaingan sepak bola di dunia.
Hasil telah melihat beberapa kasus kekerasan pada masa lalu termasuk kematian
Fans Lazio, Vincenzo Paparelli di musim 1979-1980 sebagai akibat dari sebuah
senjata api ditembakkan dari Tribun Curva Sud.
Kebencian Roma juga terhadap
fans Ultras Internazionale, Boys SAN yang tergabung dalam Curva Nord, yang
pernah membuat spanduk "Di Roma hanya ada Lazio", kelompok supporter
Internazionale juga pernah membakar jersey Roma ketika musim 2009-2010, saat
persaingan Roma di bawah komando Ranieri berhasil merebut posisi puncak 3
minggu sebelum Internazionale kembali kepuncak dan juara, saat Roma dijegal
Sampdoria 2-1.
Dengan Napoli , Roma juga
bersaing di Derby del Sole persaingan yang berarti "Derby Matahari".
Saat ini juga persaingan antar fans klub raksasa Serie A lainnya seperti
Juventus (persaingan lahir terutama pada 1980-an), Milan dan Inter (meningkat
dalam tahun-tahun terakhir) yang bersaing untuk dapat menduduki zona Liga
Champions.
Prestasi
Gelar
Domestik
Serie
A:
Juara (3): 1941–42, 1982–83,
2000–01
Coppa
Italia:
Juara (9): 1963–64, 1968–69,
1979–80, 1980–81, 1983–84, 1985–86, 1990–91, 2006–07, 2007–08
Supercoppa
Italiana:
Juara (2): 2001, 2007
Serie
B:
Juara (1): 1951–52
Coppa
C.O.N.I.
Juara (1): 1928
Gelar
Internasional
Piala
Inter-Cities Fairs
Winners (1): 1960–61
Liga
Champions UEFA
Runner up (1): 1983–84
Liga
Europa UEFA
Runner up (1): 1991
Piala
Anglo-Italian
Winners (1): 1971–72
Amsterdam
Tournament:
Runners-up (2): 1983, 1992
MLS
All-Star Game
Juara (1): 2013
0 Response to "Sejarah Berdirinya AS ROMA "
Posting Komentar