Liverpool berhasil lolos ke final dengan agregat 6-7 (Foto: Kompas.com) |
ROMA - Liverpool menderita kekalahan di kandang AS Roma dengan
skor 4-2. Meski begitu, Liverpool tetap berhak lolos ke final dengan keunggulan
agregat 6-7. Dikutip dari situs resmi UEFA, AS Roma memang tampil
lebih mendominasi. Mereka memimpin penguasaan bola dengan 57 persen. Dari segi
peluang, "I Giallorossi" mempunyai 23 peluang yang 6 di antaranya
mengarah tepat sasaran. Adapun Liverpool FC memiliki 11 kesempatan, dengan 5 di
antaranya on target.
Melakoni semifinal leg kedua di Olimpico, Kamis (3/5)
dinihari WIB, Roma membawa misi membalas kekalahan 2-5 dari Liverpool di
Anfield. Namun, I Giallorossi justru sempat tertinggal 1-2 di babak pertama setelah
Radja Nainggolan, salah mengoper bola dari tengah lapangan yang justru diterima
penyerang Liverpool, Roberto Firmino.
Firmino kemudian melakukan serangan balik cepat menyodorkan
bola kepada Sadio Mane, yang dengan tenang melepaskan tendangan terukur dari
dalam kotak penalti. Liverpool unggul 1-0. Berselang enam menit, giliran
Liverpool melakukan blunder. Dejan Lovren yang berusaha menyapu bola hasil sundulan
dari Stefan El Shaarawy, justru mengenai kepala James Milner dan membuat si
kulit bulat masuk ke gawang Liverpool.
Namun kemudian Liverpool kembali unggul 2-1 usai
Georginio Wijnaldum mencetak gol ke 2 Liverpool dimenit ke 25. Berawal dari
eksekusi sepak pojok James Milner, bola liar di udara kemudian ditanduk oleh
Georginio Wijnaldum tanpa bisa dihalau penjaga gawang Roma, Alisson Becker.
Sepuluh menit kemudian, Roma nyaris menyamakan skor
ketika El Shaarawy melepaskan tembakan melengkung di luar jangkauan Karius.
Namun, bola hanya membentur tiang gawang.
Kemudian Roma mengklaim penalti setelah El Shaarawy jatuh
di area terlarang karena berduel dengan Alexander-Arnold. Namun wasit tidak
tertarik karena menganggap kontak kedua pemain terlalu kecil. Di penghujung
babak pertama, pelanggaran Loven terhadap El Shaarawy membuahkan tendangan
bebas bagi Roma. Namun, eksekusi Lorenzo Pellegrini melambung terlalu tinggi.
Memasuki babak kedua, AS Roma semakin gencar mengurung
pertahanan Liverpool FC. Setelah saling serang di awal babak kedua, Dzeko
dijatuhkan Loris Karius di kotak penalti. Namun, tidak ada penalti untuk Roma
karena Dzeko dianggap offside lebih dahulu.
I Giallorossi berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2
pada menit ke-52. Setelah sepakan El Shaarawy dari dalam kotak bisa ditepis
Karius tapi bola rebound mengarah ke Edin Dzeko, yang diselesaikan dengan
tembakan ke sudut atas gawang Liverpool. Gol Dzeko tersebut berhasil memantik
semangat rekan-rekannya.
Di menit ke-69, Liverpool nyaris menambah keunggulan
setelah operan Mohamed Salah kepada Firmino diteruskan dengan tembakan di tiang
dekat. Namun, Alisson bisa menyapu dengan kakinya.
Dzeko kembali mengancam Liverpool di menit ke-80. Tapi
sepakannya bisa digagalkan Karius. Liverpool kini mulai menjaga keunggulannya
dengan memasukkan bek Ragnar Klavan.
Pada menit ke-86 Radja Nainggolan membawa Roma unggul 3-2.
Menerima operan Aleksandar Kolarov, Nainggolan melepaskan tembakan akurat dari
luar kotak penalti yang sempat mengenai tiang gawang Liverpool sebelum masuk ke
gawang dan membuat Loris Karius melongo.
Roma kehabisan waktu. Namun di masa injury time, Wasit
Damir Skomina memberikan penalti kepada Roma setelah Ragnar Klavan menyentuh
bola di kotak terlarang. Nainggolan maju sebagai eksekutor dan sukses
menyarangkan bola ke sudut atas gawang untuk menyudahi laga dengan kemenangan
4-2.
Namun demikian, bagi Liverpool kekalahan ini tidak
berpengaruh apapun. Karena secara agregat The Reds unggul atas Roma dan akan berjumpa
dengan juara bertahan Real Madrid di Kiev, Ukraina pada 26 Mei.
0 Response to "Meski Kalah 4-2, Liverpool Tetap Lolos ke Final Liga Champions"
Posting Komentar