Sejarah berdirinya AC Milan


Associazione Calcio Milan (Foto: Google Image)

Associazione Calcio Milan atau sering disebut sebagai A.C. Milan atau hanya Milan, adalah tim tersukses kedua dalam sejarah persepak bolaan Italia, menjuarai Serie A 18 kali dan Piala Italia 5 kali. Mereka juga adalah klub paling sukses di dunia sepak bola dalam hal piala internasional bersama dengan Boca Juniors, dengan 18 gelar resmi yang diakui oleh UEFA dan FIFA. Milan telah memenangkan rekor tiga Piala Interkontinental dan setelah penggantinya, Piala Dunia Antarklub FIFA. Milan juga adalah pemegang Piala Liga Eropa/Liga Champions terbanyak kedua setelah Real Madrid yaitu tujuh kali. Tapi tahukah anda kappan A.C. Milan? Berikut kami uraikan penjelasannya disini.

Sejarah Awal Berdirinya A.C. Milan

Lebih dari satu abad lalu, tepatnya 16 Desember 1899, sekumpulan ekspatriat asal Inggris menghangatkan diri dari kejamnya musim dingin di Milan sambil meminum anggur di Fiaschetteria Toscana, sebuah pondok di daerah Via Berchet. Peristiwa itu bisa berlanjut menjadi ajang pria mabuk. Namun, tidak demikian. Seiring berlanjunya malam, diskusi antara mereka makin menghangat. Lalu muncul satu keputusan untuk membentuk klub olah raga bernama “Milan Cricket and Football Club.” Mereka saat itu tidak tahu kalau sudah berperan dalam sejarah. Dua hari kemudian La Gazetta dello Sport menulis kejadian itu hanya dengan satu paragraf yang menceritakan visi klub itu, menyebarkan sepak bola dan kriket seluas-luasnya.

Herbert Kilpin,
kapten pertama A.C. Milan
(Foto:Wikipedia)
Alfred Edwards, seorang insinyur Inggris yang bekerja untuk Pirelli, terpilih sebagai presiden klub pertama. Namun, bintang Milan sesungguhnya adalah Herbert Kiplin. Dia sempat bermain sepak bola di Divisi III Inggris sebelum pindah ke Genoa dan Turin pada awal 1890-an. Kiplin kemudian pindah ke Milan pada 1987. Kiplin dan 5 rekannya yang berkumpul di Fiaschetteria Toscana dan mengarsiteki terbentuknya Milan. “Kami memakai seragam merah dan hitam. Merah merujuk ke ‘setan’, hitam untuk membuat lawan merasa ketakutan,” ujar Kiplin.

Pada 11 Maret, setahun setelah terbentuk, Milan memainkan debut mereka melawan Mediolanum. Dalam tim termasuk para pendiri-pendiri, Kiplin, Hoode, Lees, Davis, Neville, dan Allison. Mereka bergabung dengan pemuda lokl, Cignaghi, Toretta, Valerco, Duloini, dan Formenteri. Milan kemudian meraih gelar scudetto pertamanya pada 1901 dan disusul oleh dua gelar scudetto lagi secara beruntun pada tahun 1906 dan 1907. Pada tahun 1908 terjadi perpecahan internal yang diakibatkan oleh perselisihan mengenai penandatanganan pemain asing. Hal itulah yang menjadi cikal bakal terbentuknya club baru yang juga berbasis di kota Milano yaitu F.C Internazionale Milano yang dikemudian hari menjadi rival abadi AC Milan.

Setelah terjadinya perpecahan club, AC Milan baru mampu memenangkan lagi kejuaraan lokal pada musim 1910/11 dan musim 1911/12. Barulah pada tahun 1916 Milan mengikuti Piala Federal. Lalu pada dua musim berikutnya Milan berhasil memenangkan dua gelar daerah, namun gagal memenangkan gelar nosional.

Trio GreNoLi (Foto: Wikipedia)
Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di dunia sepak bola karena mempunyai trio GreNoLi, yang terdiri atas Gunnar Gren, Gunnar Nordahl dan Nils Liedholm. Ketiganya merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan atau playmaker. Tim pada masa itu juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan atas Juventus tercipta 5 Februari 1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.

Milan kembali memenangi musim 1961-62. Pelatihnya saat itu adalah Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik catenaccio (pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan José Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan memenangkan Piala Eropa pertama mereka (yang kemudian dikenal sebagai Liga Champions UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa. Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena perlawanan berat dari Inter yang dilatih Helenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di 1967-68, berkat gol Pierino Prati, topskor Serie A di musim itu. Piala Winners berhasil direbut AC Milan ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua setelah mengalahkan AFC Ajax 4–1, dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dari Argentina dalam dua leg dramatis (3–0, 1–2).

Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh seorang pengusaha asal Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaannya. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli. Sacchi memenangkan Serie A musim 1987-88. Dan di 1988-89, Milan memenangkan gelar Liga Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureşti 4-0 di final, dan gelar Piala Interkontinental kedua mengalahkan National de Medellin 1-0, dimana gol tercipta di babak perpanjangan waktu. Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990.

Fabio Capello, Pelatih tersukses Milan
(Foto: Wikipedia)
Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The Invicibles). Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur pra musim dan melawan klub local Indonesia Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević ('17)('18), Gianluigi Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27)('48)('58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).

Milan memulai musim 2000-01 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavés ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen (dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala (dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi harapan direksi. 

Carlo Ancelotti memenangi Liga Champions
sebagai pemain dan sebagai manajer AC Milan
(Foto: Wikipedia)
Terim digantikan oleh Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 di peringkat empat, tempat terakhir untuk lolos ke Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Cristian Abiatti; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002-03 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003-04 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka Rossoneri-pun semakin ditakuti.

Milan mengakhiri musim 2004-05 tanpa gelar sama sekali. Setelah kandas di babak perempat final Coppa Italia oleh Udinese Calcio dan kalah bersaing dengan Juventus di pentas Serie A, Milan harus pulang dari Istanbul dengan tangan hampa setelah takluk dari Liverpool secara dramatis di laga Final Liga Champions UEFA 2005. Pada laga tersebut Milan berhasil unggul 3-0 di babak pertama lewat gol cepat Paolo Maldini pada detik ke-52 dan sepasang gol Hernan Crespo pada menit ke-38 dan 42. Namun kelengahan, kecerobohan dan seolah tak belajar dari pengalaman mereka kala dikalahkan oleh Deportivo La Coruna pada babak perempat final Liga Champions edisi sebelumnya (kala itu Milan berhasil menang 4-1 di leg 1 namun kalah 0-4 di leg kedua) membuyarkan harapan mereka untuk merengkuh gelar ke-7 mereka di pentas tertinggi ranah Eropa tersebut. Liverpool berhasil menyamakan kedudukan pada babak kedua yang masing-masing dicetak oleh sang kapten Steven Gerrard, Vladimír Šmicer, dan Xabi Alonso dalam kurun waktu hanya 6 menit (52', 54', dan 60') memaksa laga harus diselesaikan hingga adu penalti. Andriy Shevchenko yang menjadi pahlawan Milan memenangi gelar ke-6 di Old Trafford dua musim sebelumnya kini menjadi pecundang, setelah sebelumnya gagal mengonversi peluang emas menjadi gol pada babak tambahan ia pun gagal mengeksekusi penalti kala tendangannya berhasil diblok oleh Jerzy Dudek dan memastikan trofi jatuh ke tangan klub asal Inggris tersebut.

Pada musim kompetisi Liga Italia Serie A 2006-07, Milan terkait dengan skandal calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain genius Milan, Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena terbukti doping.

Musim 2007-08, Milan terpaksa bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas Udinese, tetapi pada saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008-09), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008-09, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika Serikat LA Galaxy.

Musim 2010-11, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C.Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan Robinho dari Manchester City. Awal musim, Milan dikejutkan dengan kekalahan 0-2 dari tim promosi A.C. Cesena, meski dalam pertandingan tersebut baik Ibrahimovic maupun Robinho memulai debutnya. Pada pertandingan derby tanggal 14 November 2010, Milan mengalahkan Internazionale di Giuseppe Meazza dengan gol tunggal penalti Ibrahimovic. Pada transfer paruh musim, Milan memboyong sejumlah pemain anyar seperti Antonio Cassano dari U.C. Sampdoria, Mark van Bommel dari Bayern München, dan Nicola Legrottaglie dari Juventus. Di ajang Liga Champions, Milan yang berhasil menembus babak penyisihan grup dipermalukan Tottenham Hotspur dengan skor 0-1 di San Siro. 13 Maret 2011, Milan mengalami hasil seri 1-1 dengan penghuni dasar klasemen A.S. Bari, minggu berikutnya 19 Maret, Milan dipermalukan U.S. Città di Palermo 0-1 di Stadion Renzo Barbera. Kekalahan tersebut membuat jarak poin dengan posisi 2 Internazionale berkurang menjadi 2 poin, dan itu terjadi tepat sebelum derby Milan putaran kedua. 2 April, derby antara Milan dan Inter berlangsung di San Siro, berakhir dengan kemenangan Milan 3-0, berkat 2 gol Pato dan 1 gol Cassano. Pada 7 Mei 2011, Milan meraih hasil imbang 0-0 dengan A.S. Roma, 1 poin tambahan hasil seri membuat poin Milan menjadi 78 poin, tak terkejar peringkat 2 Inter karena kalah head-to-head, dan membuat Milan meraih gelar juara Serie A atau scudetto yang ke-18.

Pada 6 Agustus 2011, Milan bertemu kembali dengan Inter dalam rangka pertandingan Piala Super Italia, Milan sebagai juara Serie A bertemu Inter sebagai juara Piala Italia. Milan memenangi pertandingan tersebut 2-1 melalui gol Ibrahimovic dan Boateng, sementara gol Inter dicetak oleh Wesley Sneijder, membuat Milan unggul 1 Piala Super (6) dari Inter (5), Namun gagal untuk mengulang di liga, finish kedua di belakang Juventus.

Prestasi

Gelar Domestic

Serie A
Juara (18): 1901; 1906; 1907; 1950-51; 1954-55; 1956-57; 1958-59; 1961-62; 1967-68; 1978-79; 1987-88; 1991-92; 1992-93; 1993-94; 1995-96; 1998-99; 2003-2004; 2010-2011
Runner-up (15): 1902; 1947-48; 1949-50; 1951-52, 1955-56, 1960-61; 1964-65; 1968-69; 1970-71; 1971-72; 1972-1973; 1989-90; 1990-91; 2004-05; 2011-12

Serie B
Juara (2): 1980–81; 1982–83

Copa Italia
Juara (5): 1966–67; 1971–72; 1972–73; 1976–77; 2002-03
Runner-up (8): 1941–42; 1967–68; 1970–71; 1974–75; 1984–85; 1989-90; 1997-98,2015-16

Piala Super Italia   
Juara (7): 1988; 1992; 1993; 1994; 2004; 2011; 2016
Runner-up (3): 1996; 1999; 2003

Gelar Internasional

UEFA Champions League
Juara (7): 1962-63; 1968-69; 1988-89; 1989-90; 1993-94; 2002-03; 2006-07
Runner-up (4): 1957-58; 1992-93; 1994-95; 2004-05

UEFA Super Cup
Juara (5): 1989; 1990; 1994; 2003; 2007
Runner-up (2): 1973; 1993

UEFA Winners Cup
Juara (2): 1967–68; 1972–73
Runner-up (1): 1973–74

Piala Interkontinental
Juara (3): 1969; 1989; 1990
Runner-up (4): 1963; 1993; 1994; 2003


FIFA Club World Cup
Juara (1): 2007

Kejuaraan lainnya

Piala Latin
Piala yang paling penting bagi klub-klub Eropa pada tahun 40-an dan 50-an. Diselenggarakan sejak 1949 hingga 1957 antara juara-juara Perancis, Italia, Portugal dan Spanyol. Kejuaraan ini menghilang setelah dimulainya Piala Champions.
Juara (3): 1951; 1956
Runner-up (1): 1953

Piala Mitropa
Juara (1): 1981-82

Piala Kejuaraan Dubai
Juara (3): 2009, 2011, 2012

Trofi Santiago Bernabéu
Juara (2): 1988, 1990
Runner-up (1): 1999

Trofeo Luigi Berlusconi
Juara (12): 1992, 1993, 1994, 1996, 1997, 2002, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2011
Runner-up (9): 1991, 1995, 1998, 1999, 2000, 2001, 2003, 2004, 2010

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah berdirinya AC Milan "

Posting Komentar